Balikpapan KaltimOke! – Angka kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Balikpapan terus meningkat, menciptakan kekhawatiran di tengah masyarakat. Menyikapi kondisi tersebut, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan menggelar sosialisasi bertajuk Lautan RT (Pola Penguatan Pengasuhan Keluarga dari RT ke RT) di Lapangan Posyandu RT 14, Kelurahan Sumber Rejo, Kamis (15/5/2025).
Kegiatan ini melibatkan warga dari delapan RT sekaligus, yaitu RT 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, dan RT 55. Tujuannya jelas: mengedukasi warga soal pentingnya komunikasi di dalam keluarga serta mendorong lingkungan yang aman bagi anak dan perempuan.
Dalam paparannya, Kepala Bidang Perlindungan Anak DP3AKB Balikpapan, Umar Adi, mengungkapkan data yang cukup mengkhawatirkan. Hingga Mei 2024, tercatat 220 korban kekerasan di Balikpapan, meningkat tajam dari 156 korban pada tahun sebelumnya.
“Dari total korban, 130 di antaranya adalah anak perempuan, 52 anak laki-laki, dan 38 perempuan dewasa. Ada 231 jenis kekerasan yang dilaporkan, karena satu korban bisa mengalami lebih dari satu bentuk kekerasan, seperti fisik dan seksual,” jelas Umar.
Yang paling memprihatinkan, dari 132 kasus kekerasan seksual yang dilaporkan, 99 di antaranya menimpa anak perempuan. Data ini menunjukkan bahwa anak-anak, khususnya perempuan, merupakan kelompok paling rentan menjadi korban.
Umar menekankan pentingnya peran keluarga, terutama orang tua, dalam menciptakan ruang aman bagi anak-anak. “Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak adalah kunci. Jangan sampai konflik rumah tangga berujung pada dampak negatif bagi anak,” tegasnya.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari warga. Salah satu warga RT 14, Zainuddin, mengaku sangat terbantu dengan materi yang disampaikan. Ia menilai sosialisasi ini membuka wawasan warga tentang bagaimana cara melaporkan tindakan kekerasan serta pentingnya mengenali hak-hak anak dan perempuan.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat. Kami jadi lebih paham bagaimana menyikapi kasus kekerasan dan kemana harus melapor. Kami juga terbantu dengan penjelasan dari dinas dan psikolog yang hadir,” ungkap Zainuddin.
Melalui kegiatan seperti Lautan RT ini, diharapkan masyarakat semakin sadar bahwa perlindungan anak dan perempuan dimulai dari lingkungan terkecil: keluarga dan tetangga. Dan komunikasi menjadi jembatan pertama untuk mencegah kekerasan sejak dini.(Kaltim Oke!)