
Balikpapan KaltimOke! – Dalam upaya memperkuat pengelolaan sampah berbasis masyarakat, Kelurahan Gunung Sari Ulu bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan melakukan pendataan dan survei terhadap bank sampah yang tersebar di wilayah tersebut. Kegiatan ini dimulai sejak Jumat pekan lalu, dengan menyasar beberapa RT dan institusi pendidikan sebagai bagian dari strategi pengelolaan sampah berkelanjutan.
Tahap awal pendataan dilakukan di RT 06, 09, 29, dan 30, serta dua lembaga pendidikan, yaitu SD 026 dan Pondok Pesantren Bairuha. Pendataan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat serta efektivitas bank sampah dalam mengurangi volume sampah rumah tangga dan meningkatkan kesadaran lingkungan.
Menurut Muhamad Tri Utomo, Kepala Seksi Ketentraman, Ketertiban, dan Lingkungan Hidup Kelurahan Gunung Sari Ulu, keberadaan bank sampah menjadi solusi strategis dalam mengatasi persoalan sampah sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
“Masih ada dua bank sampah lagi yang belum disurvei, yakni di RT 07 dan RT 32. Meskipun belum memiliki SK resmi dari Lurah, alhamdulillah semua bank sampah yang terdata tetap aktif beroperasi,” ujarnya.
Tingginya antusiasme warga dalam mengelola bank sampah menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya memilah dan mendaur ulang sampah semakin meningkat. Selain aspek kebersihan lingkungan, manfaat ekonomi juga menjadi daya tarik utama bagi masyarakat. Sampah yang terkumpul dapat ditukar dengan uang, sehingga memberikan nilai tambah bagi warga.
Untuk mendukung keberlanjutan program ini, pihak kelurahan terus melakukan sosialisasi dan menggandeng berbagai pihak, termasuk pihak kecamatan, Ciroes, Bank Sampah Kota Hijau, serta Pegadaian melalui program Bank Sampah Emas.
“Harapan kami, bank sampah ini dapat terus beroperasi secara konsisten dan menjadi bagian dari solusi dalam penanganan sampah di tingkat kelurahan. Lebih dari itu, kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan,” pungkas Tri.